Family gathering |
Salam Super buat
beliau-beliau yang telah mengunjungi blog sederhana ini, kali ini saya akan
memposting artikel tentang”ORANG TUA DAN
KURIKULUM 2013” Sejak tahun
pelajaran 2013/2014, Pemerintah telah memberlakukan kurikulum baru yang disebut
dengan Kurikulum 2013 untuk semua jenjang pedidikan mulai SD,SMP dan SMA. Penerapan
kurikulum tersebut diatur dalam Permendikbud
Nomor 81 A Tahun 2013. Sebagai penyempurnaan kurikulum sebelumnya, khusunya
pada jenjang Sekolah Dasar (SD) adalah desain pembelajaran yang dirancang secara
tematik-integratif. Artinya semua mata pelajaran diarahkan untuk menunjang
kompetensi yang sama. Pembelajaran tematik terpadu merupakan pembelajaran dengan memadukan beberapa mata pelajaran
melalui penggunaan tema dengan proses pendekatan saintifik dan penilaian otentik.
Kompetensi yang ingin dicapai terdiri atas tiga aspek, yaitu sikap,
keterampilan, dan pengetahuan. Perubahan tersebut mengakibatkan perubahan juga
pada buku peserta didik, buku guru, sistem penilaian, pelaksanaan program
remedial dan pengayaan, dan kepedulian orang tua dalam mendampingi anaknya.
Perubahan kurikulum sebagai salah
satu upaya dalam menghadapi berbagai tantangan saat ini dan pada masa yang akan
datang, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknoligi sangat begitu cepat serta
perbedaan karakteristik pembelajar dari waktu ke waktu seakan mendesak
kurikulum yang ada untuk segera “berevolusi”.
Adapun salah satu tantangan yang
dihadapi oleh dunia pendidikan saat ini adalah mengemukanya fenomena negatif di
kalangan pelajar. Mulai dari perkelahian antarpelajar, peredaran narkoba,
sampai dengan pergaulan bebas tampaknya (masih) sulit dilepaskan dari kehidupan
pelajar saat ini.
Salah satu hal mendasar dalam
kurikulum baru ini adalah bergesernya orientasi pembelajaran. Pendidikan
tidak lagi menitikberatkan pada aspek koginitf (pengetahuan), tapi lebih
berfokus pada perkembangan sikap (spiritual dan sosial) peserta didik
Konsekuensinya, keluarga (orang tua)
lebih berperan dalam tercapainya tujuan pembelajaran tersebut. Hal ini
disebabkan penanaman nilai-nilai spiritual dan sosial tentunya akan lebih
banyak dilakukan di rumah di mana anak menghabiskan sebagian besar waktunya. Keluarga adalah merupakan lembaga pendidikan yang
pertama dan utama dalam masyarakat, karena dalam keluargalah manusia dilahirkan
berkembang menjadi dewasa. Bentuk dan isi serta cara-cara pendidikan di dalam
keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya watak budi pekerti
dan kepribadian tiap-tiap manusia. Karena peran orang tua dalam keluarga terhadap pendidikan anaka-naknya
lebih bersifat pendidikan watak dan budi pekerti, latihan keterampilan dan pendidikan
sosial, seperti tolong-menolong, bersama-sama saling menjaga kebersihan rumah,
menjaga kesehatan dan sejenisnya selain membimbing anak dalam belajar.
Adapun peran orang tua dalam pendidikan terhadap
putra-purtinya adalah:
1. Menyediakan fasilitas belajar
2. Mengawasi kegiatan belajar anak di rumah akan menjadi
suatu keuntungan besarsekiranya para orang tua dapat mengawasi kegiatan anak
belajar di rumah
3. Mengenal kesulitan-kesulitan anak dalam belajar
Mengingat pentingnya peran orang tua dalam Kurikulum 2013 ini, tak ada
jalan lain bagi sekolah selain merangkul mereka untuk berperan aktif dalam
menyukseskan tercapainya tujuan pembelajaran, Kegiatan-kegiatan, seperti:
1. Family gathering : yaitu
kegiatan rekreasi bersama-sama dengan keluarga.
2. Mabit motivasi :
adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dalam beribadah,
belajar dan sebagainya.
3. Market day : adalah
program untuk melatih siswa sejak dini tentang wirausaha.
4. Karerr day : adalah
kegiatan bersifat keahlian yang diberikan sesuai dengan profesi orang tua
siswa.
5. Parent teaching adalah
program sekolah yang melibatkan orang tua sebagai guru untuk mengajarkan pokok
bahasan tertentu
Namun, konsekuensi logis dari perubahan orientasi pembelajaran ini tidak
dibarengi dengan upaya untuk melibatkan para orang tua dalam proses pendidikan.
Diklat-diklat maupun penataran baru diberlakukan untuk para guru.
Sementara untuk memberikan pemahaman kepada orang tua tentang apa yang
harus mereka lakukan di rumah, pemerintah belum mampu berbuat maksimal.
Pemerintah hanya melakukan sosialisasi melalui iklan layanan masyarakat tentang
pentingnya Kurikulum 2013.
Melalui peran aktif orang tua di rumah, kita berharap kebijakan untuk
melakukan perubahan kurikulum yang menelan anggaran yang cukup besar tersebut
memberikan implikasi positif bagi dunia pendidikan. Dengan begitu, generasi
emas yang selama ini dicita-citakan pun dapat terwujud.
Demikian postingan kali ini
tentang ”ORANG TUA DAN KURIKULUM 2013”, semoga dapat bermanfaat dan dapat diterapkan di dalam satuan pendidikan
masing-masing. saya ucapkan banyak terima kasih. saya tunggu komentar yang
membangun dan dapat menambah artikel diatas lebih baik lagi. Amin...............
By: Abd Hamid,S.Pd
0 komentar:
Posting Komentar