Sabtu, 18 Oktober 2014

ORANG TUA DAN KURIKULUM 2013

  Family gathering


Salam Super buat beliau-beliau yang telah mengunjungi blog sederhana ini, kali ini saya akan memposting artikel tentangORANG TUA DAN KURIKULUM 2013 Sejak tahun pelajaran 2013/2014, Pemerintah telah memberlakukan kurikulum baru yang disebut dengan Kurikulum 2013 untuk semua jenjang pedidikan mulai SD,SMP dan SMA. Penerapan  kurikulum tersebut diatur dalam Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013. Sebagai penyempurnaan kurikulum sebelumnya, khusunya pada jenjang Sekolah Dasar (SD) adalah desain pembelajaran yang dirancang secara tematik-integratif. Artinya semua mata pelajaran diarahkan untuk menunjang kompetensi yang sama. Pembelajaran tematik terpadu merupakan  pembelajaran dengan memadukan beberapa mata pelajaran melalui penggunaan tema dengan proses pendekatan saintifik dan penilaian otentik. Kompetensi yang ingin dicapai terdiri atas tiga aspek, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Perubahan tersebut mengakibatkan perubahan juga pada buku peserta didik, buku guru, sistem penilaian, pelaksanaan program remedial dan pengayaan, dan kepedulian orang tua dalam mendampingi anaknya.
Perubahan kurikulum sebagai salah satu upaya dalam menghadapi berbagai tantangan saat ini dan pada masa yang akan datang, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknoligi sangat begitu cepat serta perbedaan karakteristik pembelajar dari waktu ke waktu seakan mendesak kurikulum yang ada untuk segera “berevolusi”.    
Adapun salah satu tantangan yang dihadapi oleh dunia pendidikan saat ini adalah mengemukanya fenomena negatif di kalangan pelajar. Mulai dari perkelahian antarpelajar, peredaran narkoba, sampai dengan pergaulan bebas tampaknya (masih) sulit dilepaskan dari kehidupan pelajar saat ini.
Salah satu hal mendasar dalam kurikulum baru ini adalah bergesernya orientasi pembelajaran.  Pendidikan tidak lagi menitikberatkan pada aspek koginitf (pengetahuan), tapi lebih berfokus pada perkembangan sikap (spiritual dan sosial) peserta didik
Konsekuensinya, keluarga (orang tua) lebih berperan dalam tercapainya tujuan pembelajaran tersebut. Hal ini disebabkan penanaman nilai-nilai spiritual dan sosial tentunya akan lebih banyak dilakukan di rumah di mana anak menghabiskan sebagian besar waktunya. Keluarga adalah merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat, karena dalam keluargalah manusia dilahirkan berkembang menjadi dewasa. Bentuk dan isi serta cara-cara pendidikan di dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya watak budi pekerti dan kepribadian tiap-tiap manusia. Karena peran orang tua dalam keluarga terhadap pendidikan anaka-naknya lebih bersifat pendidikan watak dan budi pekerti, latihan keterampilan dan pendidikan sosial, seperti tolong-menolong, bersama-sama saling menjaga kebersihan rumah, menjaga kesehatan dan sejenisnya selain membimbing anak dalam belajar.
Adapun peran orang tua dalam pendidikan terhadap putra-purtinya adalah:
1.   Menyediakan fasilitas belajar
2.  Mengawasi kegiatan belajar anak di rumah akan menjadi suatu keuntungan besarsekiranya para orang tua dapat mengawasi kegiatan anak belajar di rumah
3.   Mengenal kesulitan-kesulitan anak dalam belajar
Mengingat pentingnya peran orang tua dalam Kurikulum 2013 ini, tak ada jalan lain bagi sekolah selain merangkul mereka untuk berperan aktif dalam menyukseskan tercapainya tujuan pembelajaran, Kegiatan-kegiatan, seperti:
1.   Family gathering : yaitu kegiatan rekreasi bersama-sama dengan keluarga.
2. Mabit motivasi : adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dalam beribadah, belajar dan sebagainya.
3. Market day : adalah program untuk melatih siswa sejak dini tentang wirausaha.
4.  Karerr day : adalah kegiatan bersifat keahlian yang diberikan sesuai dengan profesi orang tua siswa.
5.   Parent teaching adalah program sekolah yang melibatkan orang tua sebagai guru untuk mengajarkan pokok bahasan tertentu
Namun, konsekuensi logis dari perubahan orientasi pembelajaran ini tidak dibarengi dengan upaya untuk melibatkan para orang tua dalam proses pendidikan. Diklat-diklat maupun penataran baru diberlakukan untuk para guru.
Sementara untuk memberikan pemahaman kepada orang tua tentang apa yang harus mereka lakukan di rumah, pemerintah belum mampu berbuat maksimal. Pemerintah hanya melakukan sosialisasi melalui iklan layanan masyarakat tentang pentingnya Kurikulum 2013.
Melalui peran aktif orang tua di rumah, kita berharap kebijakan untuk melakukan perubahan kurikulum yang menelan anggaran yang cukup besar tersebut memberikan implikasi positif bagi dunia pendidikan. Dengan begitu, generasi emas yang selama ini dicita-citakan pun dapat terwujud.
Demikian postingan kali ini tentang ”ORANG TUA DAN KURIKULUM 2013”, semoga dapat bermanfaat dan dapat diterapkan di dalam satuan pendidikan masing-masing. saya ucapkan banyak terima kasih. saya tunggu komentar yang membangun dan dapat menambah artikel diatas lebih baik lagi. Amin...............
By: Abd Hamid,S.Pd