Sabtu, 31 Desember 2022

MENELUSURI SEJARAH CIKAL BAKAL DESA JUGLANGAN KECAMATAN PANJI KABUPATEN SITUBONDO

 

MENELUSURI SEJARAH CIKAL BAKAL DESA JUGLANGAN

KECAMATAN PANJI KABUPATEN SITUBONDO

Oleh ; Abd. Hamid, S.Pd

(Bagian 1 )

 

        Sejarah merupakan sebuah kejadian atau peristiwa masa lalu, baik kejadian tersebut yang dialami oleh pelaku sejarah itu sendiri atau oleh orang lain. Ibaratnya kita berjalan mundur terhadap peristiwa-peristiwa masa lalu untuk dikenang, digali bahkan untuk di ceritakan pada generasi sebelumnya. Terkait dengan sejarah penamaan suatu desa, ada beberapa hal yang harus di perhatikan yaitu perbedaan anatara sejarah desa dan sejarah pemerintahan desa.

        Sejarah desa itu sendiri terkait dengan kapan desa tersebut terbentuk dan mulai dikenal oleh banyk orang. Tentunya ini tidak akan lepas dari namanya tradisi atau budaya, tempat-tempat yang disakralkan, serta tokoh-tokoh yang di anggap berpengaruh pada zamannya. Memang tidak dapat kita pungkiri terkait juga dengan metos-metos yang banyak berkembang di tengah-tengah masyarakat daerah tersebut. Bahkan kejadian-kejadian masa lampau yang terjadi di daerah lain yang masih berdekatan, menjadi korelasi dengan sejarah daerah lain. Memang banyak hal yang harus kita pelajari untuk mengali atau menelusuri sejarah cikal bakal nama sebuah desa, baik itu besifat faktual, metos, fiksi ataupun hal-hal sakral yang berkembang di tengah-tengah masyarakat. Yang kesemuanya akan menjadi kompas bagi manusia dalam menelusuri sejarah sebuah desa.

        Sejarah pemerintahan desa berhubungan dengan historis kepemimpinan perintahan desa tertentu. Hal ini berkaitan erat dengan sejarah terbentuknya sistem tata pemerintahan suatu negara, baik pada zaman sebelum kemerdekaan atau setelah zaman kemerdekaan. Jadi untuk menelusuri sejarah pemeritahan sebuah desa, kita hanya perlu mengali dokumen-dokumen yang di arsipkan di desa atau diatasnya pemerintahan desa bahkan dokumen-dokumen yang dimiliki masyarakat setempat.

          Sehingga untuk menelusuri sejarah  cikal bakal nama sebuah  desa banyak hal penting yang harus kita galli dan di pelajari. Ada beberapa metode yang dapat kita gunakan untuk memperoleh informasi yaitu; wawancara, dokumen-dokumen penting, peninggalan-peninggalan kuno,melibatkan masyarakat dan akademisi.

           Pada tanggal 29 Oktober 2022 tepatnya jam 19.00 wib bertempat di Pendopo Yabargoza yang berada di desa Juglangan. KIM Kanjeng dan bersama dengan pemerintah desa dan beberapa tokoh yang ada di desa Juglangan dan juga menghadirkan 2 orang narasumber yang berkopeten dalam hal sejarah dan arkeolog. Pertemuan besama ini untuk langka awal menyatukan visi dan misi terkait penelusuran sejarah cikal bakal nama desa JUGLANGAN.

Gambar Pertemuan Penggalian Sejarah Desa Juglangan

          Ada beberapa hal penting yang perlu di pahami dari hasil pertemuan pertama pada malam itu, sudah ada celah-celah penting yang dapat di jadikan sumber sejarah terkait dengan sejarah nama Desa Juglangan. Informasi secara fiksi yang banyak berkembang di masyarakat adalah terkait pemakaman kuno (dalam Bahasa Madura BUJUK) yang ada di Desa Juglangan seperti pemakaman Juk Sendang, Juk Soni, Juk Murtasiya dan Jujuk Murta Dheje atau dikenal dengan sebutan K. Ali Murtadhe. Semua tokoh tersebut banyak disebut di tengah-tengah masyarakat terkait babat Desa Juglangan. Bahkan dalam kegiatan ritual keagamaan sering disebut, sebagai bentuk tawasul dan penghormatan pada jasa beliau. Walaupun secara faktual belum ada bukti yang dapat dipertanggung jawabkan, namun secara turun menurun masyarakat Juglangan meyakini hal tersebut.

      Konon Jujuk Murta Dheje ini adalah seseorang yang sakti dan memiliki dua hewan peliharan kesayangannya yaitu seekor macan dan ular. Pada suatu saat Jujuk Murta Dheje melakukan sebuah perjalanan, entah dari mana awal perjalannya di mulai, bahwa pada waktu berada didaerah desa Curah Cottok Kec. Kapongan sebelah timur desa Juglangan. Jujuk Murta Dheje berhenti sejenak namun kedua hewan peliharannya selu gelisa dan bahkan saling mengamuk. Untuk menenangkan kedua hewan tersebut Jujuk Murta Dheje membuat sebuah lubang atau galian untuk tempat minum hewan tersebut, supaya tennang. Sehinnga tempat tersebut sampai sekarang masih ada dan di jadikan sumber mata air tempat pemandian masyarakat sekitar.

             Selanjutnya Jujuk Murta Dheje melanjutkan perjalannya dan beristirahat di sebuah daerah yang berada di desa Juglangan tepatnya di belakang rumah pak Arsus di Dusun Wringin RT 03 RW 02. Berdasarkan cerita yang berkembang di masyarakat, waktu dulu di tempat tersebut ada pohon wringin besar dan ditempat tersebut Jujuk Murta Dheje beristirahat. Kegelisahan pun terjadi pada kedua hewan peliharaannya, akhirnya Jujuk Murta Dheje kembali membuat lubang untuk tempat minum kedua hewan tersebut biar tenang. Di tempat tersebut memang tidak ada bekas galian. Namun ada cerita di daerah tersebut ada sebagian tanah yang tidak bisa di tanami tanaman apapun, bahkan tidak pernah kering dan selalu basah. Bahkan timba dan tali rantai yang diguanakan untuk menibah air di tempat tersebut masih ada, meskipun keberadaanya sudah tidak jelas lagi.

            Pada zaman dulu ada kebiasaan dari masyarakat setiap ada acara selamatan desa biasanya masyarakat melakukan kegiatan ritual, dengan menaruk potongan kepala sapi atau kambing dan sesajen lainnya di bawah pohon beringin tersebut.

           Kemudian Jujuk Murta Dheje menurut cerita selanjutnya melakukan perjalan kearah barat menujuh desa Wringin Kec. Panarukan, tepatnya sebelah barat arah masuk kota Situbondo. Yang dulu dikenal dengan daerah randu agung, karena derah tersebut terdapat pohon randu yang sangat besar dan usianya sangat tua. Dan didaerah tersebut diyakini terakhir kali tempat Jujuk Murta Dheje melakukan perjalanan dan di tempat itu pula Jujuk Murta Dheje wafat. Karena di daerah tersebut ada sebuah makam yang dia nggap keramat merupakan tempat dimana Jujuk Murta Dheje di makamkan. Banyak masyarakat Juglangan sering melakukan ritual keagamaan di tempat tersebut.

          Selain cerita diatas dimungkinkan juga penulusuran sejarah cikal bakal Desa Juglangan dengan beberapa pemakaman kuno dan dianggap keramat oleh sebagian besar masyarakat Juglangan yaitu Pemakaman Juk Sendang yang berada di Dusun Air Mancur Desa Juglangan. Bahkan pemakaman ini ada yang berasumsi ada korelasi dengan peninggalan tempat pemandian kuno yang juga berada di Dusun Air Mancur yang bernama Taman Kanjeng, dan anehnya taman ini tidak pernah kering sumber airnya terus mengalir. Peninggalan ini masih mengisahkan berbagai pertanyaan dan cerita yang berkembang di masyarakat. Ada yang menceritan bahwa pada waktu dulu Taman ini sering di jadikan tempat untuk berlibur bagi pejabat tinggi pada jaman perintahan dulu, sehingga taman pemandian tersebut di beri nama Taman Kanjeng.

Gambar Lubang Mata Air Taman Kanjeng

            Sehingga pada malam pertemuan tersebut salah seorang nara sumber yang bernama Noval seorang sarjana Arkeolog yang ada di Kabupaten Situbondo akan melakukan penelitian struktur bangunan Taman Kanjeng tersebut, untuk bisa memastikan kapan bangunan tersebut mulai di bangun. Dari ulasan cerita diatas sudah meberikan sebuah celah untuk mencari sumber-sumber informasi terkait penelusuran sejarah cikal bakal nama Desa Juglangan.

             Tentang sejarah Pemerintah Desa Juglangan sudah banyak menemukan titik terang, banyak pentunjuk yang dapat digali dari berbagai narasumber, bahkan nara sumber tersebut merupakan pelaku sejarah langsung yang sudah banyak berkecipung dalam dunia Pemerintahan Desa Junglangan  semenjak menjadi sekdes sampai menjadi kepala desa beliau adalah H. Moch. Rifa’i. Menurut Mas Rebus salah satu pemuda Desa Juglangan yang belakangan ini sangat getol sekali untuk menggali dan menelusuri tentang sejarah cikal bakal Desa Juglangan, beliau menjelaskan secara detil tentantang sejarah pemerintahan Desa Juglangan berdasarkan informasi yang di peroleh dari H. Moch. Rifa’i. Bahwa Kepala Desa Juglangan yang pertaman adalah K.Bhidhin, namun (kebenaran ini masih perlu di cari) beliau adalah seorang kepala desa yang sedikit tempramen, bahwa pada masa kepemimpinan beliau membuat sebuah peaturan bagi semua orang dari desa luar yang melewati jalan Desa Juglangan wajib membawah sarka (bahasa Indonesia semacam bebatuan) untuk menimbun atau menutupi lubang-lubang yanga ada di jalan utama Desa Juglangan. Cerita ini mulai memberi sebuah penjelasan sederhana bahwa waktu dulu jalan di Desa Juglangan banyak lubangnya. Secara historis sejarah kepemimpinan pemerintah Desa Juglangan Sebagai berikut :

  • 1.      K. Supina
  • 2.      K. Andhira
  • 3.      K Sahrabi
  • 4.      Juda Lakso
  • 5.      Siatun
  • 6.      Kacung
  • 7.      Martijo
  • 8.      Nur Arso joyo
  • 9.      Abu Bakar (kerteker 1971 - 1975)
  • 10.  Safi’i (kerteker 1975 - 1980)
  • 11.  H. Moch. Rifa’i (1980 – 1993)
  • 12.  H. Fauzi (1993 – 2008)
  • 13.  Subagio (2008 – sekarang)

            Dari hasil pertemuan pertama ini tentang penelusuran sejarah cikal bakal nama Desa Juglangan sudah banyak informasi yang dapat kita peroleh, yang paling penting bahwa telah di sepaki tentang sejarah Pemerintah Desa Juglangan terkait tokoh-tokoh yang pernah memimpin Desa Juglangan. Sehingga untuk pertemuan berikutnya adalah pengukuhan terhadap tokoh-tokoh tersebut yang akan dilaksanakan di kantor Desa Juglangan. (BERSAMBUNG)