Tampilkan postingan dengan label Bahasa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bahasa. Tampilkan semua postingan

Selasa, 29 Desember 2020

SUJUD

 SUJUD

Oleh; Abd. Hamid, S.Pd

Niat
Satukan jiwa
Hati dan pikiran
Pengabdian jiwa yang hina.

Aku pasrahkan hidup mati
Dalam kelemahan jiwa
Hanya Ridho
diharap.

Fatihah
Nur kalamNya
Pembuka do'a sujudku
Berharap menjadi hamba mustaqim.

Kupilih nur kalam terindah
Sebagai pelengkap do'a
Dalam rangkaian
Sujudku.

Aku
Puji kebesaranNya
Bungkukkan jiwa hina
Pengabdian hamba sepanjang zaman.

Bangkit jiwa dari kehinaan
Namun semakin lemah
Tiada Tertandingi
Kebesarannya.

Berlinang
Air mata
Di atas sajadah
Berlabu ujung hidung hina.

Sunguh hina dan lemah
Tiada guna kesombongngan
Ketakaburan hati
Dengki.

Keagungan
Terus Tampak
Sifat Rahman RahimNya
Bagi jagat alam semesta 

Bagaikan sinar sang surya
Tiada yang terpilih
Terus kekal
abadi

Sujud
Demi sujud
Siang dan malam
Nur kalam terangkai do'a.

Berharap tak pantas berharap
Rangkaian do'a terucap
Terucap sedih
Terkabulkan

Bersimpuh
Raga hina
Tiada guna semata
Jiwa lemah tak berdaya

Akhirnya aku bersaksi keagunganNya
Dan Nur ciptaanNya
Sungguh hak
adanya.


Situbondo, 30 Desember 2020









Kamis, 24 Desember 2020

KOPI GULA JAWA

 

KOPI GULA JAWA

Oleh; Abd. Hamid

                Malam ini kamis, 24 Desember 2020 seperti biasa habis sholat magrib sambil menunggu waktu sholat selanjutnya. Buka- buka HP, ternya grub WA sudah penuh postingan. Aku awali buka grub workshop video pembelajaran PGRI Panji, kebetulan saya yang menjadi ketua koordinator teksnis pelaksan workshop secara online dengan menggunakan aplikasi Ms Teams. Maklum pengalaman pertama menjadi panitia workshop online, tapi seruh juga bisa nerapkan pengalaman ikut wibenar selama ini jadi tidak begitu canggung. Alhamdulillah dan terimakasih banyak kepada tim SEAMOLEC dimana sebelum ada wabah covid 19 melanda dunia khususnya negara kita, saya sudah pernah ikut acara wibinar VCT to Bacte 5 Jatim suguh pengalaman yang cukup berarti dalam hidup saya.

               Ternyata adzan sholat isya’ telah memanggil aku untuk membentangkan sajadah mengahadap sang kuasa. Akhirnya segelas kopi pun telah disediakan diatas meja mendampingi laptop tempat aku dimana berkerja, tapi sayangnya belum punyak tempat khusus untuk berkerja dirumah tapi tidak apalah ruang tamu jadi ruangan multi fungsi. Ku gemgam kembali HP yang ada di samping gelas kopi bagaikan teman yang selalu akrab menemaniku, setelah di buka aplikasi WA lagi-lagi sudah ramai bagaikan orang bisnisman saja. Ternyata ada info untuk melanjutkan tugas aploud video pembelajaran hasil peserta workshop online ke chanel youtobe SLCC PGRI Panji. Sabar-sabar aku bisikkan dalam hati, akhirnya aku buka laptop untuk menyelesaikan semua tugas meskinpun tidak harus selesai malam ini.

                    Diselah-selah aploud video, aku coba buka hp lagi yang menjadi tujuan kali ini adalah grub WA puisi patidusa. Ternyata malam ini adalah penyampai materi atau pertemuan kelas melalui grub WA oleh nara sumber. Kali ini yang menyampaikan materi adalah ibu Nurhasanah.

                Seperti biasa sebelum acara kelas dimulai nara sumber membuka dengan obrolan ringan untuk menarik perhatian peserta. “Baik, sebelum kita mulai, ayo siap-siap dulu ya” kata ibu nurhasanh. “Bisa ngucek kopi dulu, teh, atau susu” lanjut ibu Nurhasanah. Tanpa berpikir panjang secara spontan saya balas grub WA dengan foto segelas kopi yang ada di atas meja. Sontak semua peserta mulai beraksi membalas kiriman foto segelas kopi. Ada yang bilang keren, minta donk, mantap, luar biasa. Ternyata kiriman foto saya bikin fokos peserta, aduh jadi tersanjung sendiri.

                  Akhirnya kelas dimulai oleh ibu Nurhasanah, untuk malam ini materinya melanjutkan materi sebelumnya.

PATIDUSA - Genre puisi baru

"PATIDUSA" merupakan singkatan dari em- PAT TI-ga DU-a SA-tu. Puisi Patidusa ini genre terbaru di bidang literasi puisi yang baru ditemukan bentuknya oleh Agung wibowo dan diberi nama oleh Agus Supriyadi.

Puisi Patidusa:

1. Berformat 4-3-2-1, 1-2-3-4 dan seterusnya.

2. Minimal bait adalah 2 (dua) membentuk piramida dobel. Juga bisa 3,4,5,6 bait dan seterusnya sesuai selera.

3. Untuk pengambilan judul puisi bisa sesuka penulis menentukannya dari; kata pada kerucut, salah satu baris kalimat dalam bait, dan makna yang sesuai isi puisi. Sehingga pengambilan judul diserahkan kepada kreativitas penulisnya.

4. Setiap baris ke 4, selalu diakhiri tanda titik.

Keistimewaan Puisi Patidusa

Membentuk makna kuat, padat, di tiap bait. Sehingga mengantarkan penulis pada penyampaian isi puisi.

4 Formasi Puisi Patidusa

1. Patidusa Asli format 4-3-2-1, 1-2-3-4, dst

2. Patidusa Bias format 1-2-3-4, 4-3-2-1, dst

3. Patidusa Cemara format 1-2-3-4, 1-2-3-4, dst

4. Patidusa Tangga format 4-3-2-1, 4-3-2-1, dst

                    Setelah materi disampaikan nara sumber mengajukan perntanyaan ringan seputar materi yang telah disampaikan, akupun ikut menjawab sekedar ingin menguji kemampuan diri tentang puisi patidusa. Eh ternyata kalah cepat  walaupun akhirnya dapat jempol juga, sehingga menambah semangat belajar dikelas malam ini.

                    Kali ini materi yang di pelajari adalah tentang jenis puisi patidusa bias dengan format 1-2-3-4, 4-3-2-1 dst. Dan nara sumber memberikan contoh puisi;

Bunga

Oleh : Nufristi/Ummu Hanif

 

Bunga Talas segar berseri

Merekah, warna warni

Bagus sekali

Indah.

 

Viral

Bunga Talas

Dulu tak dihiraukan

Skarang  bunga jadi rebutan.

 

Mari kita menanam Talas

Warna merah, putih

Semua ada

Kereen.

 

Kereen bunga Talas kini

Kita jangan kalah

Lebih kereen

Menuliiis.

 

Bengkulu, 21 Desember 2020

 

“Apakah susunanya benar ?” lontar pertanya ibu Nurhasanah di grub wa. Ternyata puisi diatas salah di bait ke empat seharusnya formatnya harus 1-2-3-4. Diskusi di kelas grub wa terus berjalan seiring antusiasnya peserta.

 

                        Tiba saatnya peserta berkontribusi dalam kelas malam ini dengan tugas membuat puisi patidusa bias dengan format 1-2-3-4, 4-3-2-1 dst. meskipun secara sepontan aku coba berimajinasi benda-benda yang ada di sekitar kita, akhirnya aku jatuh hati pada segelas kopi yang setia menemaniku di atas meja. Awalnya saya coba memberi judul Kopi Pahit, lanjut aku membuat bait-bait puisi. Dua bait terlunasi sesuai aturan penulisan puisi patidusa bias, setelah saya kirim ke kelas grub wa ternyata harus tiga bait. Akhirnya kiriman puisi saya hapus saja.

                    Tarik gas aku selesaikan tugas kelas malam ini, tiga bait selesai tapi judulnya saya ganti dari kopi pahit menjadi Kopi Gula Jawa.

 

KOPI GULA JAWA

Oleh: Abd. Hamid

 

Kopi

Pahit manis

Semanis yang buat

Menyimpan nikmat dalam hati.

 

Dalam Hati menyimpan nikmat

Senikmat yang manis

Semanis gula

Jawa.

 

Gula

Jawa manis

Semanis gadis jawa

Senyum ayu adem rasanya.

 

Situbondo, 24 Desember 2020

 

                    Lagi-lagi bikin riu di kelas grub wa puisi patidusa, gara-gara judulnya bikin perut gelli. Mungkin puisi yang saya buat cocoknya jadi ice breaking saja.

                Sedikit aku jelaskan maksud puisi “ Kopi Gula Jawa”, puisi ini hanya sekedar ingin menyampaikan sebuah pesan rasa risau dalam pikiran yang kadang muncul terkait kehidupan keluarga,pekerjaan namun semua itu akan berlau disaat bersama sang istri yang selalu memberi solusi, menghibur dan memberi semangat.

                    Kembali pada puisi patidusa bias yang saya buat, memang betul apa yang dikatakan oleh seorang penulis dalam buku Jurus Jitu Menjadi Penulis Andal Bersama Paka. Jika kita ingin menulis tapi tidak punyak ide mulailah belajar dari benda-benda yang ada disekitar kita, kemudian kita rangkai untuk di kembangkan menjadi sebuah karya tulis. Sama seperti yang saya alami malam ini dalam mebuat sebuah puisi secara spontan mata tertujuh pada segelas kopi, sehingga aku beri judul Kopi Pahit Manis.

                   Ternyata tak terasa waktu telah berlalu selama dua jam kelas grub WA puisi patidusa segera beranjak berakhir, meski para peserta masih tetap semangat mengirim karyanya malam ini dan saling melengkapi kekurangan karya masing-masing. Cukup berkesan kelas grub WA puisi patidusa malam ini semoga pertemuan berikutnya tidak kalah seruhnya.

 

Situbondo, 25 Desember 2020

Rabu, 23 Desember 2020

KUDA PUTIH LIAR

 KUDA PUTIH LIAR

Oleh: Abd. Hamid


Kuda

Putih liar

Kini aku menyebut

Nama yang pantas bagimu


Satu tahun silam terbelenggu

Di negri sebrang

Kandang terkunci

Terpenjara


Permainan

Panggung politik

Dimulai tanpa dirimu

Banyak taktik politik dimainkan


Semua bersorak riang gembira

Mengikrarkan dirinya pemenangnya

Dalam permainan

Politik


Dirimu

Terus tertekan

Kandang terus 

Dikunci gembok yang kuat


Permainan Politik telah berlalu

Sang wasit memutuskan

Sang raja

Pemenangnya


Berita

Tersiar luas

Harimau Tidur Terbangun

Atas kemenangan sang raja


Panggung Politik terus dimodifikasi

Sang raja mengendalikan

Lawan jadi

Kawan


Saat

Dirimu bebas

Dari kandang tergembok

Bagai kuda lepas  kendali


Suara gelegarmu mulai terdengar

Mengalahkan suara berita

Sang raja

menang


Aksi

Terus beraksi

Dalam lingkaran kekuasaan

Terikat aturan dan sanksi


Tergelincir dalam lubang bui

Dalam perangkap kekuasaan

Kini terjebak

Dirimu


Kenyataan

Yang diterima

Sungguh nyata terpenjara

Atas segala tuduhan hukum


Membelah, menuduh, atas perbuatanmu

Perang politik meletus

Akan terjadi

Perdebatan


Semoga

Ini berakhir

Tangan-tangan politik

Berantai kembali membangun negeri


Situbondo, 24 Desember 2020



Selasa, 22 Desember 2020

TIGA PULUH SEMBILAN TAHUN

 Tiga puluh sembilan tahun

Oleh: Abd. Hamid


Tiga puluh sebilan tahun

Aku mengenal dirimu

Dalam setiap

Nafasku


Tiga puluh sembilan tahun

Aku melihat semangatmu

Menjalani hidup

Sederhana


Tiga puluh sembilan tahun

Aku dalam dekapanmu

Melindungi, membela

Perjalananku


Tiga puluh sembilan tahun

Aku dalam bimbinganmu

Sebagai pelita

Hidupku


Tiga puluh sembilan tahun

Aku dan dirimu

Berjuang hidup

Bersama


Tiga puluh sembilan tahun

Aku melihat wajahmu

Yang dulu

Berserih


Tiga puluh sembilan tahun

Aku belum bisa

Membalas semua

Jasamu


Tiga puluh sembilan tahun

Aku hanya bisa

Membalas do'a

Kasih


Tiga puluh sembilan tahun

Aku selalu berharap

Dirimu selalu

Sehat 


Situbondo, 23 Desember 2020



Senin, 21 Desember 2020

IBU

IBU
Oleh: Abd. Hamid

 Ibu
Aku rindu
Kidung do'a restumu 
Dalam setiap jejak langkahku

Kemana
Aku harus
Mencari belayan tangan
Selalu terusap di kepalaku

Hampa
Hidup ini
Tanpa tiupan angin
di atas ubun-ubunku

Menetes
Air mata
Jika aku mengenang
Jasa-jasamu wahai ibu

Berbuat 
Tanpa balasan
Berkata tanpa didengar
Ikhlas tanpa harus dipuji

Do'a
Selau terukir
Setiap sujud hidupku
Semoga firdaus menjadi istananya

Ibu
Semoga kita
Akan bertemu lagi
Di istana firdaus ilahirabbi





Senin, 25 Februari 2019