Kamis, 24 Desember 2020

KOPI GULA JAWA

 

KOPI GULA JAWA

Oleh; Abd. Hamid

                Malam ini kamis, 24 Desember 2020 seperti biasa habis sholat magrib sambil menunggu waktu sholat selanjutnya. Buka- buka HP, ternya grub WA sudah penuh postingan. Aku awali buka grub workshop video pembelajaran PGRI Panji, kebetulan saya yang menjadi ketua koordinator teksnis pelaksan workshop secara online dengan menggunakan aplikasi Ms Teams. Maklum pengalaman pertama menjadi panitia workshop online, tapi seruh juga bisa nerapkan pengalaman ikut wibenar selama ini jadi tidak begitu canggung. Alhamdulillah dan terimakasih banyak kepada tim SEAMOLEC dimana sebelum ada wabah covid 19 melanda dunia khususnya negara kita, saya sudah pernah ikut acara wibinar VCT to Bacte 5 Jatim suguh pengalaman yang cukup berarti dalam hidup saya.

               Ternyata adzan sholat isya’ telah memanggil aku untuk membentangkan sajadah mengahadap sang kuasa. Akhirnya segelas kopi pun telah disediakan diatas meja mendampingi laptop tempat aku dimana berkerja, tapi sayangnya belum punyak tempat khusus untuk berkerja dirumah tapi tidak apalah ruang tamu jadi ruangan multi fungsi. Ku gemgam kembali HP yang ada di samping gelas kopi bagaikan teman yang selalu akrab menemaniku, setelah di buka aplikasi WA lagi-lagi sudah ramai bagaikan orang bisnisman saja. Ternyata ada info untuk melanjutkan tugas aploud video pembelajaran hasil peserta workshop online ke chanel youtobe SLCC PGRI Panji. Sabar-sabar aku bisikkan dalam hati, akhirnya aku buka laptop untuk menyelesaikan semua tugas meskinpun tidak harus selesai malam ini.

                    Diselah-selah aploud video, aku coba buka hp lagi yang menjadi tujuan kali ini adalah grub WA puisi patidusa. Ternyata malam ini adalah penyampai materi atau pertemuan kelas melalui grub WA oleh nara sumber. Kali ini yang menyampaikan materi adalah ibu Nurhasanah.

                Seperti biasa sebelum acara kelas dimulai nara sumber membuka dengan obrolan ringan untuk menarik perhatian peserta. “Baik, sebelum kita mulai, ayo siap-siap dulu ya” kata ibu nurhasanh. “Bisa ngucek kopi dulu, teh, atau susu” lanjut ibu Nurhasanah. Tanpa berpikir panjang secara spontan saya balas grub WA dengan foto segelas kopi yang ada di atas meja. Sontak semua peserta mulai beraksi membalas kiriman foto segelas kopi. Ada yang bilang keren, minta donk, mantap, luar biasa. Ternyata kiriman foto saya bikin fokos peserta, aduh jadi tersanjung sendiri.

                  Akhirnya kelas dimulai oleh ibu Nurhasanah, untuk malam ini materinya melanjutkan materi sebelumnya.

PATIDUSA - Genre puisi baru

"PATIDUSA" merupakan singkatan dari em- PAT TI-ga DU-a SA-tu. Puisi Patidusa ini genre terbaru di bidang literasi puisi yang baru ditemukan bentuknya oleh Agung wibowo dan diberi nama oleh Agus Supriyadi.

Puisi Patidusa:

1. Berformat 4-3-2-1, 1-2-3-4 dan seterusnya.

2. Minimal bait adalah 2 (dua) membentuk piramida dobel. Juga bisa 3,4,5,6 bait dan seterusnya sesuai selera.

3. Untuk pengambilan judul puisi bisa sesuka penulis menentukannya dari; kata pada kerucut, salah satu baris kalimat dalam bait, dan makna yang sesuai isi puisi. Sehingga pengambilan judul diserahkan kepada kreativitas penulisnya.

4. Setiap baris ke 4, selalu diakhiri tanda titik.

Keistimewaan Puisi Patidusa

Membentuk makna kuat, padat, di tiap bait. Sehingga mengantarkan penulis pada penyampaian isi puisi.

4 Formasi Puisi Patidusa

1. Patidusa Asli format 4-3-2-1, 1-2-3-4, dst

2. Patidusa Bias format 1-2-3-4, 4-3-2-1, dst

3. Patidusa Cemara format 1-2-3-4, 1-2-3-4, dst

4. Patidusa Tangga format 4-3-2-1, 4-3-2-1, dst

                    Setelah materi disampaikan nara sumber mengajukan perntanyaan ringan seputar materi yang telah disampaikan, akupun ikut menjawab sekedar ingin menguji kemampuan diri tentang puisi patidusa. Eh ternyata kalah cepat  walaupun akhirnya dapat jempol juga, sehingga menambah semangat belajar dikelas malam ini.

                    Kali ini materi yang di pelajari adalah tentang jenis puisi patidusa bias dengan format 1-2-3-4, 4-3-2-1 dst. Dan nara sumber memberikan contoh puisi;

Bunga

Oleh : Nufristi/Ummu Hanif

 

Bunga Talas segar berseri

Merekah, warna warni

Bagus sekali

Indah.

 

Viral

Bunga Talas

Dulu tak dihiraukan

Skarang  bunga jadi rebutan.

 

Mari kita menanam Talas

Warna merah, putih

Semua ada

Kereen.

 

Kereen bunga Talas kini

Kita jangan kalah

Lebih kereen

Menuliiis.

 

Bengkulu, 21 Desember 2020

 

“Apakah susunanya benar ?” lontar pertanya ibu Nurhasanah di grub wa. Ternyata puisi diatas salah di bait ke empat seharusnya formatnya harus 1-2-3-4. Diskusi di kelas grub wa terus berjalan seiring antusiasnya peserta.

 

                        Tiba saatnya peserta berkontribusi dalam kelas malam ini dengan tugas membuat puisi patidusa bias dengan format 1-2-3-4, 4-3-2-1 dst. meskipun secara sepontan aku coba berimajinasi benda-benda yang ada di sekitar kita, akhirnya aku jatuh hati pada segelas kopi yang setia menemaniku di atas meja. Awalnya saya coba memberi judul Kopi Pahit, lanjut aku membuat bait-bait puisi. Dua bait terlunasi sesuai aturan penulisan puisi patidusa bias, setelah saya kirim ke kelas grub wa ternyata harus tiga bait. Akhirnya kiriman puisi saya hapus saja.

                    Tarik gas aku selesaikan tugas kelas malam ini, tiga bait selesai tapi judulnya saya ganti dari kopi pahit menjadi Kopi Gula Jawa.

 

KOPI GULA JAWA

Oleh: Abd. Hamid

 

Kopi

Pahit manis

Semanis yang buat

Menyimpan nikmat dalam hati.

 

Dalam Hati menyimpan nikmat

Senikmat yang manis

Semanis gula

Jawa.

 

Gula

Jawa manis

Semanis gadis jawa

Senyum ayu adem rasanya.

 

Situbondo, 24 Desember 2020

 

                    Lagi-lagi bikin riu di kelas grub wa puisi patidusa, gara-gara judulnya bikin perut gelli. Mungkin puisi yang saya buat cocoknya jadi ice breaking saja.

                Sedikit aku jelaskan maksud puisi “ Kopi Gula Jawa”, puisi ini hanya sekedar ingin menyampaikan sebuah pesan rasa risau dalam pikiran yang kadang muncul terkait kehidupan keluarga,pekerjaan namun semua itu akan berlau disaat bersama sang istri yang selalu memberi solusi, menghibur dan memberi semangat.

                    Kembali pada puisi patidusa bias yang saya buat, memang betul apa yang dikatakan oleh seorang penulis dalam buku Jurus Jitu Menjadi Penulis Andal Bersama Paka. Jika kita ingin menulis tapi tidak punyak ide mulailah belajar dari benda-benda yang ada disekitar kita, kemudian kita rangkai untuk di kembangkan menjadi sebuah karya tulis. Sama seperti yang saya alami malam ini dalam mebuat sebuah puisi secara spontan mata tertujuh pada segelas kopi, sehingga aku beri judul Kopi Pahit Manis.

                   Ternyata tak terasa waktu telah berlalu selama dua jam kelas grub WA puisi patidusa segera beranjak berakhir, meski para peserta masih tetap semangat mengirim karyanya malam ini dan saling melengkapi kekurangan karya masing-masing. Cukup berkesan kelas grub WA puisi patidusa malam ini semoga pertemuan berikutnya tidak kalah seruhnya.

 

Situbondo, 25 Desember 2020