Jumat, 20 Mei 2016

OBSERVASI DALAM PENELITIAN TINDAKAN KELAS

OBSERVASI DALAM PENELITIAN TINDAKAN KELAS
by: abd.hamid
Observasi (observation) dalam bahasa metodologi penelitian itu mengandung dua macam pengertian. Pertama, bermakna sebagai penelitian atau pengumpulan data. Kedua, sebagaiteknik khusus mengumpulkan data menggunakan alat indera (mengamati dengan mata, khususnya). Yang sering kali terjadi, observation hanya dimaknai sebagai teknik mengumpulkan data, tidak dianggap sebagai penelitian.
Dalam PTK (penelitian tindakan kelas) populer dipakai model  Kemmis dan McTaggart. PTK menurut Kemmis dan McTaggart mencakup empat kegiatan, yaitu:
  1. Planning atauperencanaan,yaitu merencanakan tindakan untuk mengatasi masalah, atau untuk meningkatkan keadaan sekarang,
  2. Action atau pelaksanaan tindakan, yaitu melaksanakan tindakan yang sudah dirancang,
  3. Observation atau penelitian, yaitu meneliti apakah tindakan yang sedang dilakukan itu (proses dan hasilnya) telah baik,
  4. Reflection atau pengkajian, yaitu menelaah, mengkaji, merenungkan, atau mengevaluasi tindakan yang sudah/sedang dilakukan (proses dan hasilnya) itu sudah berhasil dengan baik ataukah belum.

Jadi, yang harus selalu diingat oleh peneliti PTK, langkah-langkah melakukan PTK itu, setelah mengkaji situasi dan kondisi di kelas untuk mengidentifikasi, (mengenali, mendata, atau mencari dan temukan) masalah, adalah merancang tindakan, melaksanakan tindakan, meneliti tindakan, mengkaji tindakan. Semuanya berkait dengan tindakan.
Meneliti (Mengobservasi) Tindakan itu artinya meneliti jalannya tindakan yang kita laksanakan (sedang dan sudah dilaksanakan). Dalam PTK, itu akan berarti mencakup meneliti hal-hal berikut:
  1. Cara-cara yang digunakan untuk meningkatkan atau memperbaiki keadaan (masalah) sudahkah berjalan dengan semestinya. Misalnya,Jika yang digunakan itu berupa belajar berkelompok (cooperative learning), diteliti apakah cara kerja murid dalam kelompok sudah baik, lancar, kooperatif dsb (nantinya akan direfleksi atau dievaluasi apakah cara mengelompokkan murid sudah  baik atau tidak). Jangan-jangan kerja murid-murid bekerja sendiri-sendiri di dalam kelompok, padahal kerja kelompok artinya bekerja bersama-sama, sama-sama bekerja sebagai satu tim.
  2.  Alat bantu pengajaran yang digunakan apakah sudah tepat atau belum. Jika  menggunakan alat bantu pengajaran (alat pelajaran, alat praktikum, alat peraga, dan atau media) apakah alat-alat itu sudah tepat.
  3.  Jika dalam PTK itu “dicecar” (akan ditingkatkan juga) aspek motivasi belajar, gairah belajar, minat belajar, kesenangan belajar murid dsb., maka diamati (langsung oleh guru, dengan mata kepala sendiri) perilaku murid-murid tersebut.
  4. Diamati sendiri oleh guru itu penting ditegaskan, sebab kerap kali ada kesalahan guru melakukan PTK meminta bantuan orang lain (teman guru) untuk mengamati (mengobservasi) cara dia mengajar. Ingat: yang diamati bukan cara guru mengajar, melainkan tindakan yang dilakukan guru (diobservasi = diteliti).Dengan kata lain guru mengamati proses murid-muridnya belajar, bukan cara guru mengajar.
  5. Keberhasilan belajar murid. Aspek ini  sudah barang tentu DIOBSERVASI (diteliti) dengan menggunakan tes, entah tes tulis, entah tes lisan, entah tes perbuatan.

Berdasarkan keterlibatan pengamatan dalam kegiatan yang diamati, observasi dapat dibedakan menjadi
1)      observasi partisipan
 Dalam observasi partisipan, pengamat ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan subjek yang diamati, seolah-olah merupakan bagian dari mereka
2)      observasi nonpartisipan.
Observasi nonpartisipan, pengamat berada di luar subjek yang diteliti dan tidak ikut dalam kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan.
Sesuai dengan hakikat data yang dikehendaki, observasi dapat dibedakan menjadi dua bagia
1)      observasi berstruktur
Dalam observasi berstruktur, pengamat memusatkan perhatiannya pada tingkah laku tertentu sehingga dibuatkan semacam rambu-rambu atau pedoman tentang tingkah laku apa saja yang harus diamati, tingkah laku lain yang muncul akan diabaikan.
2)      observasi tak berstruktur.
Observasi tak berstruktur, pengamat tidak membawa catatan lapangan (field notes) untuk mengamati tingkah laku apa saja yang secara khusus kemunculannya. 
Pengamat sebagai peneliti berkonsentrasi untuk mengamati untaian peristiwa dan sejumlah tingkah laku, kemudian mencatat dan menganalisisnya. Oleh karena itu, perlu dirancang mekanisme perekaman hasil observasi yang tidak mencampuradukan antara fakta dengan interpretasi, akan tetapi juga tidak terseret oleh kaidah umum yang secara tanpa kecuali menafikan interpretasi dalam pelaksanaan observasi. Apabila yang direkam hanya fakta tanpa interpretasi, maka akan dapat timbul resiko bahwa makna dari perangkat fakta yang telah diamati itu tidak lagi dapat dibangkitkan kembali secara utuh. Dengan demikian, observasi tidak lain dari upaya untuk mengamati pelaksanaan tindakan.
Sedangkan fungsi dari diadakannya observasi dapat dibedakan menjadi dua:
1    Untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya
2)      Untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung dapat diharapkan akan menghasilkan perubahan yang diinginkan.
Ada beberapa faktor yang dapat dipandang sebagai sumber terjadinya kegagalan dari tindakan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut.
a.       Pelaksanaan tindakan yang menyimpang dari rencana tindakan yang telah ditetapkan.
b.      Rencana tindakan yang mengandung kesalahan, misalnya kesalahan asumsi atau konsep dasar, kekeliruan menerjemahkan konsep menjadi rencana tindakan operasional.
c.       Keterbatasan kemampuan pelaksanaan tindakan (guru) seperti kekurang-mampuan mengelola kelas, mendayagunakan sumber dan sarana belajar yang ada, dan keterbatasan dalam penguasaan materi yang disajikan.
d.      Faktor yang berasal dari luar yang tidak dapat dikendalikan dalam rencana tindakan, seperti kendala dari jajaran birokrasi.
Untuk menilai apakah tindakan yang dilakukan berdampak positif atau negatif terhadap usaha memperbaiki atau meningkatkan praktek pembelajaran yang terjadi di dalam kelas, maka kriteria yang digunakan adalah yang bersumber dari misi tindakan kelas. Oleh karena itu, kriteria yang dijadikan tolok ukurnya adalah:
1)      Peningkatan praktek pembelajaran, seperti peningkatan efesiensi pembelajaran, peningkatan efektivitas pembelajaran dan peningkatan hasil belajar;
2)      Peningkatan keterlibatan siswa, frekuensi keterlibatan guru, peran serta administrator, dan partisipasi anggota masyarakat dalam mendukung setiap tercapainya penyempurnaan proses belajar dan peningkatan hasil belajar;
3)      Peningkatan kinerja guru dan masyarakat sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas keberhasilan belajar siswa.
 Agar pelaksanaan observasi dapat menunaikan fungsi dan mencapai tujuannya, maka diperlukan adanya penguasaan terhadap sejumlah prinsip dan jenis observasi. Adapun prinsip-prinsip observasi tersebut adalah:
  1. Perencanaan bersama,
  2. Fokus,
  3. Membangun kriteria,
  4.   Keterampilan observasi, dan
  5. Balikan (feedback).

Adapun jenis-jenis observasi yang dimaksud adalah sebagai berikut.
a.       Observasi terbuka, pada dasarnya tidak mempunyai sasaran atau struktur tertentu sebelum dilaksanakannya observasi. Peneliti cukup menyediakan lembar kertas kosong untuk mencatat hal-hal yang dinilai menarik atau penting selama observasi.
b.      Observasi terfokus, secara khusus ditujukan untuk mengamati aspek-aspek tertentu dari pembelajaran.
c.       Observasi terstruktur, menggunakan instrumen observasi yang terstruktur dan siap pakai sehingga pengamat hanya tinggal membubuhkan tanda (√) pada tempat yang disediakan.
d.      Observasi sistematik, observasi yang lebih rinci daripada observasi terstruktur dalam kategori data yang diamati.
 Adapun tujuan atau sasaran observasi secara umum, yaitu untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab masalah tertentu. Dalam penelitian formal, observasi bertujuan untuk mengolah data yang valid dan reliabel (sahih dan handal). Data ini kemudian akan diolah untuk menjawab berbagai pertanyaan penelitian atau menguji hipotesis. Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK), observasi terutama ditujukan untuk memantau proses dan dampak perbaikan yang direncanakan. Proses dan dampak yang teramati diinterpretasikan, selanjutnya digunakan untuk menata kembali langkah-langkah perbaikan.
Selain itu, dalam melakukan observasi terdapat suatu prosedur atau langkah-langkah yang mesti dilakukan, yakni sebagai berikut.
a.       Pertemuan pendahuluan, disebut sebagai pertemuan perencanaan yang dilakukan sebelum observasi berlangsung. Tujuan pertemuan ini adalah untuk menyepakati berbagai hal berkaitan dengan pelajaran yang akan diamati dan observasi yang akan dilakukan.
b.      Pelaksanaan observasi, observasi dilakukan terhadap proses dan hasil tindakan perbaikan yang tentu saja terfokus pada perilaku mengajar guru dan perilaku belajar siswa serta interaksi antara guru dan siswa.
c.       Diskusi balikan, guru dan pengamat berbagi informasi yang dikumpulkan selama pengamatan, mendiskusikan / menginterpretasikan informasi tersebut, serta mengambil tindakan lebih lanjut jika diperlukan.
Contoh Lembar Observasi dalam PTK
Dalam PTK perlu dibuat lembar observasinya. Berikut adalah contoh sebuah lembar observasi ptk dan bagaimana lembar observasi PTK itu dikembangkan. Berikut adalah contoh mengembangkan sebuah lembar observasi PTK tentang model pembelajaran Kooperatif learning  pada mata pelajaran Matematika, seperti berikut.
Menurut Anita Lie dalam bukunya “Cooperative Learning”, bahwa model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar kelompok, tetapi ada unsur-unsur dasar yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Roger dan David Johnson mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif, untuk itu harus diterapkan lima unsur model pembelajaran gotong royong yaitu :
1.Saling ketergantungan positif.
2.Tanggung jawab perseorangan.
3.Tatap muka.
4. Komunikasi antar anggota.
5. Evaluasi proses kelompok.
Urutan langkah-langkah perilaku guru menurut model pembelajaran kooperatif yang diuraikan oleh Arends (1997) adalah sebagaimana terlihat pada table berikut ini:

FASE
TINGKAH LAKU GURU
Fase 1:
Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa
Guru   menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada mata pelajaran tersebut dan memotivasi belajar siswa
Fase 2:
Menyajikan infornasi
Guru   menyampaikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacan
Fase 3:
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok – kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
Fase 4:
Membimbing kelompok bekerja dab belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar siswa pada saat mereka mengerjakan tugas
Fase 5:
Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase 6:
Memberi penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai siswa, baik dalam proses maupun hasil secara individual atau kelompok

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum oleh Ibrahim, et al. (2000), yaitu:
1. Hasil belajar akademik
2. Penerimaan terhadap perbedaan individu
3. Pengembangan keterampilan sosial
Dari hasil pengembangan poin-poin penting terkait aktivitas siswa pada model pembelajaran  Kooperatif learning  untuk mata pelajaran Matematika di atas, maka kita tinggal menambahkan atribut-atribut lain untuk melengkapinya sebagai sebuah instrumen penggali data, dalam hal ini lembar observasi PTK (penelitian tindakan kelas) untuk mengamati aktivitas siswa. Atribut-atribut lain yang ditambahkan misalnya identitas penelitian meliputi kelas, nama guru, hari/tanggal, sekolah, pertemuan ke, dan siklus ke, juga dapat ditambahkan dengan petunjuk penggunaan untuk observer, pedoman penskoran, dan tanda tangan observer. Berikut hasil akhirnya:
LEMBAR OBSERVASI
PENGUASAAN KETERAMPILAN KOOPERATIF SISWA

Hari/Tgl                                :                                                                               Nama Guru         :
Waktu                   :                                                                               Materi Pelaj       :
Siklus ke               :                                                                               Pertemuan ke   :

PETUNJUK:
1.         Berdirilah di tempat yang memudahkan anda melakukan pengamatan, tanpa mengganggu proses pengamatan.
2.         Amati keadaan kelas secara umum tentang keterampilan kooperatif yang ditunjukkan oleh siswa saat pembelajaran kooperatif sedang berlangsung.
3.         Berilah tanda v pada kolom muncul/tidak sesuai kejadian yangmuncul berlangsung lalu beri skor dengan rentang 1 – 4 dengan kriteria (1= tidak muncul, 2 = muncul tapi jarang, 3 = cukup sering muncul, 4 = sering  muncul)
NO.
KETERAMPILAN KOOPERATIF
KEMUNCULAN
SKOR
MUNCUL
TIDAK
1
2
3
4
A.
KETERAMPILAN KOOPERATIF TINGKAT AWAL






1.
Membuat kesepakatan dengan semua anggota






2.
Menghargai kontribusi anggota lain






3.
Mengambil giliran/berbagi tugas






4.
Berada dalam kelompok






5.
Berada dalam tugas






6.
Mendorong partisipasi anggota lain






7.
Mengundang orang lain untuk berbicara






8.
Menyelesaikan tugas tepat waktu






9.
Menghormati perbedaan individu






B.
KETERAMPILAN KOOPERATIF TINGKAT MENENGAH






1.
Menunjukkan penghargaan dan simpati pada orang lain






2.
Mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara yang baik






3.
Mendengarkan dengan aktif






4.
Bertanya






5.
Membuat ringkasan






6.
Menafsirkan






7.
Mengatur dan mengorganisir






8.
Menerima tanggungjawab






9.
Mengurangi ketegangan






C.
KETERAMPILAN KOOPERATIF TINGKAT MAHIR






1.
Mengelaborasi






2.
Memeriksa dengan teliti






3.
Menanyakan kebenaran






4.
Menetapkan tujuan kelompok






5.
Berkompromi







                                                                                                                .................................., ...............................
Keterangan:                                                                                       Pengamat,
1. tidak baik
2. kurang baik
3. cukup
4. baik                                                                                                   .......................................

LEMBAR PENGAMATAN
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Nama Sekolah   :                                                                                               Nama Guru         :
Materi                  :                                                                                               Pertemuan ke   :
Hari/tgl                 :                                                                                               Waktu                   :

Petunjuk: Daftar pengelolaan pembelajaran berikut ini dibuat berdasarkan prinsip pembelajaran kooperatif yang seharusnya dilakukan oleh guru di dalam kelas. Berikan penilaian dengan menulis tanda v pada kolom yang sesuai.

No.
Aspek yang diamati
Penilaian Pengamat
1
2
3
4
A.
PENDAHULUAN




1.
Menyampaikan tujuan pembelajaran




2.
Memotivasi siswa




3.
Mengaitkan pembelajaran dengan pengetahuan awal siswa




B.
KEGIATAN INTI




1.
Mempersiapkan materi pokok yang mendukung tugas belajar kelompok dengan cara demonstrasi atau teks.




2.
Mengatur siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.




3.
Membimbing siswa mengerjakan LKS.




4.
Mendorong dan membimbing dilakukannya keterampilan kooperatif oleh siswa seperti:





Mengajukan pertanyaan





Menjawab pertanyaan/menanggapi





Menyampaikan ide/pendapat





Mendengarkan secara aktif





Berada dalam tugas




5.
Mengawasi setiap kelompok secara bergiliran.




6.
Memberi bantuan kepada kelompok yang membutuhkan.




7.
Memberikan resitasi/umpan balik/evaluasi




C.
PENUTUP:




1.
Membimbing siswa membuat rangkuman.




2.
Mengumumkan pengakuan/penghargaan.




3.
Memberi tindak lanjut/tugas/PR




D.
PENGELOLAAN WAKTU




E.
SUASANA KELAS:




1.
Berpusat pada siswa.




2.
Siswa antuasias




3.
Guru antusias




                                                                                                                .................................., ...............................
Keterangan:                                                                                       Pengamat,
1. tidak baik
2. kurang baik
3. cukup
4. baik                                                                                                   .......................................


 Semoga bermanfaat............

Selasa, 17 November 2015

Senin, 27 Oktober 2014

Sejarah Sumpah Pemuda



Sejarah Sumpah Pemuda
“Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah Indonesia”
“Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu, Bangsa Indonesia”
“Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia”
Itulah yang diikrarkan oleh pemuda dan pemudi Indonesia yang lebih dikenal Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 hasil rumusan dari Kerapatan Pemoeda-Pemoedi atau Kongres Pemuda II Indonesia yang hingga kini setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda.
Salam Super buat beliau-beliau yang telah mengunjungi blog sederhana ini, kali ini saya akan memposting artikel tentangSejarah Sumpah Pemuda”, hari ini Rabu, 28 Oktober 2014 semua pasti sudah tahu dan mengerti peristiwa penting yang terjadi di negeri tercinta ini 86 tahun silam yaitu peristiwa sejarah Sumpah Pemuda merupakan suatu bentuk pengakuan dari Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Kongres Pemuda II dilaksanakan tiga sesi di tiga tempat berbeda oleh organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari seluruh Indonesia. Kongres tersebut dihadiri oleh berbagai wakil organisasi kepemudaan diantaranya Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta pengamat dari pemuda tiong hoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan Tjoi Djien Kwie.
Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat yaitu:
  1. Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan 
  2. Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.
  3.  Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.
Adapun panitia Kongres Pemuda terdiri dari :
Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)
Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)
Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV : Johanes Leimena (yong Ambon)
Pembantu V : Rochjani Soe'oed (Pemoeda Kaoem Betawi)
Peserta :
Abdul Muthalib Sangadji
    Purnama Wulan
    Abdul Rachman
    Raden Soeharto
    Abu Hanifah
    Raden Soekamso
    Adnan Kapau Gani
    Ramelan
    Amir (Dienaren van Indie)
    Saerun (Keng Po)
    Anta Permana
    Sahardjo
    Anwari
    Sarbini
    Arnold Manonutu
    Sarmidi Mangunsarkoro
    Assaat
    Sartono
    Bahder Djohan
    S.M. Kartosoewirjo
    Dali
    Setiawan
    Darsa
    Sigit (Indonesische Studieclub)
    Dien Pantouw
    Siti Sundari
    Djuanda
    Sjahpuddin Latif
    Dr.Pijper
    Sjahrial (Adviseur voor inlandsch Zaken)
    Emma Puradiredja
    Soejono Djoenoed Poeponegoro
    Halim
    R.M. Djoko Marsaid
    Hamami
    Soekamto
    Jo Tumbuhan
    Soekmono
    Joesoepadi
    Soekowati (Volksraad)
    Jos Masdani
    Soemanang
    Kadir
    Soemarto
    Karto Menggolo
    Soenario (PAPI & INPO)
    Kasman Singodimedjo
    Soerjadi
    Koentjoro Poerbopranoto
    Soewadji Prawirohardjo
    Martakusuma
    Soewirjo
    Masmoen Rasid
    Soeworo
    Mohammad Ali Hanafiah
    Suhara
    Mohammad Nazif
    Sujono (Volksraad)
    Mohammad Roem
    Sulaeman
    Mohammad Tabrani
    Suwarni
    Mohammad Tamzil
    Tjahija
    Muhidin (Pasundan)
    Van der Plaas (Pemerintah Belanda)
    Mukarno
    Wilopo
    Muwardi
    Wage Rudolf Soepratman
    Nona Tumbel

            Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr. Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yami. Isi Dari Sumpah Pemuda Hasil Kongres Pemuda Kedua adalah sebagai berikut :
1.      Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia.
2.      Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia
3.      Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia.
Dalam peristiwa sumpah pemuda yang bersejarah tersebut diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia untuk yang pertama kali yang diciptakan oleh W.R. Soepratman. Lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali pada tahun 1928 pada media cetak surat kabar Sin Po dengan mencantumkan teks yang menegaskan bahwa lagu itu adalah lagu kebangsaan. Lagu itu sempat dilarang oleh pemerintah kolonial hindia belanda, namun para pemuda tetap terus menyanyikannya.
Adapun makna pelajaran yang terkandung dalam peristiwa tersbut adalah adanya kesadaran yang tinggi dalam jiwa pemuda Indonesia sejak itu akan rasa nasionalisme yaitu bangga dan mengakui adanya bangsa,tanah air dan bahasa yang satu yaitu indonesia. Semangat inilah yang perlu kita tauladani dan kita amalkan masyarakat Indonesia saat ini yang pada akhir-akhir ini mengalami hedrasi nasionalisme. Lebih-lebih menyonsong Indonesia baru dan pemimpin baru yang akan memelakukan gebrakan perubahan total melalui REVOLUSI MENTAL, mudah-mudahan bukan hanya slogan saja. Ribuan bahkan jutaan masyarakat Indonesia menanti perubahan Indonesia baru dan hebat,seperti yang dicita-citakan oleh para tokoh-tokoh pendahulu kita.
Demikian postingan kali ini tentang ”Sejarah Sumpah Pemuda, semoga dapat bermanfaat dan dapat diterapkan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. saya ucapkan banyak terima kasih. saya tunggu komentar yang membangun dan dapat menambah artikel diatas lebih baik lagi. Amin...............

By:@Abd Hamid