OBSERVASI DALAM PENELITIAN TINDAKAN KELAS
by: abd.hamid
Observasi
(observation) dalam bahasa metodologi penelitian itu mengandung dua
macam pengertian. Pertama, bermakna sebagai penelitian atau pengumpulan
data. Kedua, sebagaiteknik khusus mengumpulkan data menggunakan
alat indera (mengamati dengan mata, khususnya). Yang sering kali terjadi,
observation hanya dimaknai sebagai teknik mengumpulkan data, tidak dianggap
sebagai penelitian.
Dalam
PTK (penelitian tindakan kelas) populer dipakai model Kemmis dan
McTaggart. PTK menurut Kemmis dan McTaggart mencakup empat kegiatan, yaitu:
- Planning atauperencanaan,yaitu merencanakan tindakan untuk mengatasi masalah, atau untuk meningkatkan keadaan sekarang,
- Action atau pelaksanaan tindakan, yaitu melaksanakan tindakan yang sudah dirancang,
- Observation atau penelitian, yaitu meneliti apakah tindakan yang sedang dilakukan itu (proses dan hasilnya) telah baik,
- Reflection atau pengkajian, yaitu menelaah, mengkaji, merenungkan, atau mengevaluasi tindakan yang sudah/sedang dilakukan (proses dan hasilnya) itu sudah berhasil dengan baik ataukah belum.
Jadi,
yang harus selalu diingat oleh peneliti PTK, langkah-langkah melakukan PTK itu,
setelah mengkaji situasi dan kondisi di kelas untuk mengidentifikasi,
(mengenali, mendata, atau mencari dan temukan) masalah, adalah merancang
tindakan, melaksanakan tindakan, meneliti tindakan, mengkaji tindakan.
Semuanya berkait dengan tindakan.
Meneliti
(Mengobservasi) Tindakan itu artinya meneliti jalannya tindakan yang kita
laksanakan (sedang dan sudah dilaksanakan). Dalam PTK, itu akan berarti mencakup
meneliti hal-hal berikut:
- Cara-cara yang digunakan untuk meningkatkan atau memperbaiki keadaan (masalah) sudahkah berjalan dengan semestinya. Misalnya,Jika yang digunakan itu berupa belajar berkelompok (cooperative learning), diteliti apakah cara kerja murid dalam kelompok sudah baik, lancar, kooperatif dsb (nantinya akan direfleksi atau dievaluasi apakah cara mengelompokkan murid sudah baik atau tidak). Jangan-jangan kerja murid-murid bekerja sendiri-sendiri di dalam kelompok, padahal kerja kelompok artinya bekerja bersama-sama, sama-sama bekerja sebagai satu tim.
- Alat bantu pengajaran yang digunakan apakah sudah tepat atau belum. Jika menggunakan alat bantu pengajaran (alat pelajaran, alat praktikum, alat peraga, dan atau media) apakah alat-alat itu sudah tepat.
- Jika dalam PTK itu “dicecar” (akan ditingkatkan juga) aspek motivasi belajar, gairah belajar, minat belajar, kesenangan belajar murid dsb., maka diamati (langsung oleh guru, dengan mata kepala sendiri) perilaku murid-murid tersebut.
- Diamati sendiri oleh guru itu penting ditegaskan, sebab kerap kali ada kesalahan guru melakukan PTK meminta bantuan orang lain (teman guru) untuk mengamati (mengobservasi) cara dia mengajar. Ingat: yang diamati bukan cara guru mengajar, melainkan tindakan yang dilakukan guru (diobservasi = diteliti).Dengan kata lain guru mengamati proses murid-muridnya belajar, bukan cara guru mengajar.
- Keberhasilan belajar murid. Aspek ini sudah barang tentu DIOBSERVASI (diteliti) dengan menggunakan tes, entah tes tulis, entah tes lisan, entah tes perbuatan.
1)
observasi
partisipan
Dalam observasi
partisipan, pengamat ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan subjek
yang diamati, seolah-olah merupakan bagian dari mereka
2)
observasi
nonpartisipan.
Observasi nonpartisipan, pengamat berada di luar
subjek yang diteliti dan tidak ikut dalam kegiatan-kegiatan yang mereka
lakukan.
Sesuai dengan
hakikat data yang dikehendaki, observasi dapat dibedakan menjadi dua bagia
1)
observasi
berstruktur
Dalam observasi berstruktur, pengamat memusatkan
perhatiannya pada tingkah laku tertentu sehingga dibuatkan semacam rambu-rambu
atau pedoman tentang tingkah laku apa saja yang harus diamati, tingkah laku
lain yang muncul akan diabaikan.
2)
observasi tak
berstruktur.
Observasi tak berstruktur, pengamat tidak membawa
catatan lapangan (field notes) untuk mengamati tingkah laku apa saja
yang secara khusus kemunculannya.
Pengamat
sebagai peneliti berkonsentrasi untuk mengamati untaian peristiwa dan sejumlah
tingkah laku, kemudian mencatat dan menganalisisnya. Oleh karena itu, perlu
dirancang mekanisme perekaman hasil observasi yang tidak mencampuradukan antara
fakta dengan interpretasi, akan tetapi juga tidak terseret oleh kaidah umum
yang secara tanpa kecuali menafikan interpretasi dalam pelaksanaan observasi.
Apabila yang direkam hanya fakta tanpa interpretasi, maka akan dapat timbul
resiko bahwa makna dari perangkat fakta yang telah diamati itu tidak lagi dapat
dibangkitkan kembali secara utuh. Dengan demikian, observasi tidak lain dari
upaya untuk mengamati pelaksanaan tindakan.
Sedangkan
fungsi dari diadakannya observasi dapat dibedakan menjadi dua:
1 Untuk mengetahui
kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan yang telah disusun
sebelumnya
2)
Untuk mengetahui
seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung dapat diharapkan
akan menghasilkan perubahan yang diinginkan.
Ada
beberapa faktor yang dapat dipandang sebagai sumber terjadinya kegagalan dari
tindakan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut.
a. Pelaksanaan tindakan yang menyimpang dari rencana
tindakan yang telah ditetapkan.
b. Rencana tindakan yang mengandung kesalahan, misalnya
kesalahan asumsi atau konsep dasar, kekeliruan menerjemahkan konsep menjadi
rencana tindakan operasional.
c. Keterbatasan kemampuan pelaksanaan tindakan (guru)
seperti kekurang-mampuan mengelola kelas, mendayagunakan sumber dan sarana
belajar yang ada, dan keterbatasan dalam penguasaan materi yang disajikan.
d. Faktor yang berasal dari luar yang tidak dapat
dikendalikan dalam rencana tindakan, seperti kendala dari jajaran birokrasi.
Untuk
menilai apakah tindakan yang dilakukan berdampak positif atau negatif terhadap
usaha memperbaiki atau meningkatkan praktek pembelajaran yang terjadi di dalam
kelas, maka kriteria yang digunakan adalah yang bersumber dari misi tindakan
kelas. Oleh karena itu, kriteria yang dijadikan tolok ukurnya adalah:
1)
Peningkatan praktek
pembelajaran, seperti peningkatan efesiensi pembelajaran, peningkatan
efektivitas pembelajaran dan peningkatan hasil belajar;
2)
Peningkatan
keterlibatan siswa, frekuensi keterlibatan guru, peran serta administrator, dan
partisipasi anggota masyarakat dalam mendukung setiap tercapainya penyempurnaan
proses belajar dan peningkatan hasil belajar;
3)
Peningkatan kinerja
guru dan masyarakat sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas keberhasilan
belajar siswa.
Agar
pelaksanaan observasi dapat menunaikan fungsi dan mencapai tujuannya, maka
diperlukan adanya penguasaan terhadap sejumlah prinsip dan jenis observasi.
Adapun prinsip-prinsip observasi tersebut adalah:
- Perencanaan bersama,
- Fokus,
- Membangun kriteria,
- Keterampilan observasi, dan
- Balikan (feedback).
Adapun jenis-jenis
observasi yang dimaksud adalah sebagai berikut.
a. Observasi terbuka, pada dasarnya tidak mempunyai sasaran
atau struktur tertentu sebelum dilaksanakannya observasi. Peneliti cukup
menyediakan lembar kertas kosong untuk mencatat hal-hal yang dinilai menarik
atau penting selama observasi.
b. Observasi terfokus, secara khusus ditujukan untuk
mengamati aspek-aspek tertentu dari pembelajaran.
c. Observasi terstruktur, menggunakan instrumen observasi
yang terstruktur dan siap pakai sehingga pengamat hanya tinggal membubuhkan
tanda (√) pada tempat yang disediakan.
d.
Observasi
sistematik, observasi yang lebih rinci daripada observasi terstruktur dalam
kategori data yang diamati.
Adapun
tujuan atau sasaran observasi secara umum, yaitu untuk mengumpulkan data yang
diperlukan untuk menjawab masalah tertentu. Dalam penelitian formal, observasi
bertujuan untuk mengolah data yang valid dan reliabel (sahih dan handal). Data
ini kemudian akan diolah untuk menjawab berbagai pertanyaan penelitian atau
menguji hipotesis. Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK), observasi terutama
ditujukan untuk memantau proses dan dampak perbaikan yang direncanakan. Proses
dan dampak yang teramati diinterpretasikan, selanjutnya digunakan untuk menata
kembali langkah-langkah perbaikan.
Selain
itu, dalam melakukan observasi terdapat suatu prosedur atau langkah-langkah
yang mesti dilakukan, yakni sebagai berikut.
a.
Pertemuan
pendahuluan, disebut sebagai pertemuan perencanaan yang dilakukan sebelum
observasi berlangsung. Tujuan pertemuan ini adalah untuk menyepakati berbagai hal
berkaitan dengan pelajaran yang akan diamati dan observasi yang akan dilakukan.
b.
Pelaksanaan
observasi, observasi dilakukan terhadap proses dan hasil tindakan perbaikan
yang tentu saja terfokus pada perilaku mengajar guru dan perilaku belajar siswa
serta interaksi antara guru dan siswa.
c.
Diskusi balikan,
guru dan pengamat berbagi informasi yang dikumpulkan selama pengamatan,
mendiskusikan / menginterpretasikan informasi tersebut, serta mengambil
tindakan lebih lanjut jika diperlukan.
Contoh Lembar
Observasi dalam PTK
Dalam PTK perlu dibuat lembar observasinya. Berikut
adalah contoh sebuah lembar observasi ptk dan bagaimana lembar observasi PTK
itu dikembangkan. Berikut adalah contoh mengembangkan sebuah lembar observasi
PTK tentang model pembelajaran Kooperatif
learning pada mata pelajaran Matematika, seperti berikut.
Menurut Anita Lie dalam bukunya “Cooperative Learning”, bahwa model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan
sekedar belajar kelompok, tetapi ada unsur-unsur dasar yang membedakannya
dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Roger dan David Johnson
mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif,
untuk itu harus diterapkan lima unsur model pembelajaran gotong royong yaitu :
1.Saling ketergantungan positif.
2.Tanggung jawab
perseorangan.
3.Tatap muka.
4. Komunikasi antar
anggota.
5. Evaluasi proses
kelompok.
Urutan langkah-langkah perilaku guru menurut
model pembelajaran kooperatif yang diuraikan oleh Arends (1997) adalah
sebagaimana terlihat pada table berikut ini:
FASE
|
TINGKAH LAKU GURU
|
Fase 1:
Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa
|
Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
pada mata pelajaran tersebut dan memotivasi belajar siswa
|
Fase 2:
Menyajikan infornasi
|
Guru menyampaikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi
atau lewat bahan bacan
|
Fase 3:
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok – kelompok belajar
|
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana membentuk kelompok belajar dan
membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
|
Fase 4:
Membimbing kelompok bekerja dab belajar
|
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar siswa pada saat mereka
mengerjakan tugas
|
Fase 5:
Evaluasi
|
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau
masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
|
Fase 6:
Memberi penghargaan
|
Guru mencari cara-cara untuk menghargai siswa, baik dalam proses maupun
hasil secara individual atau kelompok
|
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk
mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum oleh
Ibrahim, et al. (2000), yaitu:
1. Hasil belajar akademik
2. Penerimaan
terhadap perbedaan individu
3. Pengembangan
keterampilan sosial
Dari hasil pengembangan poin-poin penting terkait aktivitas
siswa pada model pembelajaran Kooperatif learning untuk mata pelajaran Matematika di atas,
maka kita tinggal menambahkan atribut-atribut lain untuk melengkapinya sebagai
sebuah instrumen penggali data, dalam hal ini lembar observasi PTK (penelitian
tindakan kelas) untuk mengamati aktivitas siswa. Atribut-atribut lain yang
ditambahkan misalnya identitas penelitian meliputi kelas, nama guru, hari/tanggal,
sekolah, pertemuan ke, dan siklus ke, juga dapat ditambahkan dengan petunjuk
penggunaan untuk observer, pedoman penskoran, dan tanda tangan observer.
Berikut hasil akhirnya:
LEMBAR
OBSERVASI
PENGUASAAN
KETERAMPILAN KOOPERATIF SISWA
Hari/Tgl : Nama
Guru :
Waktu : Materi
Pelaj :
Siklus ke : Pertemuan
ke :
PETUNJUK:
1.
Berdirilah di tempat yang
memudahkan anda melakukan pengamatan, tanpa mengganggu proses pengamatan.
2.
Amati keadaan kelas secara umum
tentang keterampilan kooperatif yang ditunjukkan oleh siswa saat pembelajaran
kooperatif sedang berlangsung.
3.
Berilah tanda v pada kolom
muncul/tidak sesuai kejadian yangmuncul berlangsung lalu beri skor dengan rentang
1 – 4 dengan kriteria (1= tidak muncul, 2 = muncul tapi jarang, 3 = cukup
sering muncul, 4 = sering muncul)
NO.
|
KETERAMPILAN KOOPERATIF
|
KEMUNCULAN
|
SKOR
|
||||
MUNCUL
|
TIDAK
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
A.
|
KETERAMPILAN
KOOPERATIF TINGKAT AWAL
|
||||||
1.
|
Membuat kesepakatan dengan semua anggota
|
||||||
2.
|
Menghargai kontribusi anggota lain
|
||||||
3.
|
Mengambil giliran/berbagi tugas
|
||||||
4.
|
Berada dalam kelompok
|
||||||
5.
|
Berada dalam tugas
|
||||||
6.
|
Mendorong partisipasi anggota lain
|
||||||
7.
|
Mengundang orang lain untuk berbicara
|
||||||
8.
|
Menyelesaikan tugas tepat waktu
|
||||||
9.
|
Menghormati perbedaan individu
|
||||||
B.
|
KETERAMPILAN
KOOPERATIF TINGKAT MENENGAH
|
||||||
1.
|
Menunjukkan penghargaan dan simpati pada
orang lain
|
||||||
2.
|
Mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara
yang baik
|
||||||
3.
|
Mendengarkan dengan aktif
|
||||||
4.
|
Bertanya
|
||||||
5.
|
Membuat ringkasan
|
||||||
6.
|
Menafsirkan
|
||||||
7.
|
Mengatur dan mengorganisir
|
||||||
8.
|
Menerima tanggungjawab
|
||||||
9.
|
Mengurangi ketegangan
|
||||||
C.
|
KETERAMPILAN
KOOPERATIF TINGKAT MAHIR
|
||||||
1.
|
Mengelaborasi
|
||||||
2.
|
Memeriksa dengan teliti
|
||||||
3.
|
Menanyakan kebenaran
|
||||||
4.
|
Menetapkan tujuan kelompok
|
||||||
5.
|
Berkompromi
|
..................................,
...............................
Keterangan: Pengamat,
1. tidak baik
2. kurang baik
3. cukup
4. baik .......................................
LEMBAR
PENGAMATAN
PENGELOLAAN
PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Nama Sekolah : Nama
Guru :
Materi : Pertemuan
ke :
Hari/tgl : Waktu :
Petunjuk: Daftar pengelolaan pembelajaran berikut ini dibuat
berdasarkan prinsip pembelajaran kooperatif yang seharusnya dilakukan oleh guru
di dalam kelas. Berikan penilaian dengan menulis tanda v pada kolom yang
sesuai.
No.
|
Aspek yang
diamati
|
Penilaian
Pengamat
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||
A.
|
PENDAHULUAN
|
||||
1.
|
Menyampaikan tujuan pembelajaran
|
||||
2.
|
Memotivasi siswa
|
||||
3.
|
Mengaitkan pembelajaran dengan
pengetahuan awal siswa
|
||||
B.
|
KEGIATAN
INTI
|
||||
1.
|
Mempersiapkan materi pokok yang
mendukung tugas belajar kelompok dengan cara demonstrasi atau teks.
|
||||
2.
|
Mengatur siswa ke dalam
kelompok-kelompok belajar.
|
||||
3.
|
Membimbing siswa mengerjakan LKS.
|
||||
4.
|
Mendorong dan membimbing dilakukannya
keterampilan kooperatif oleh siswa seperti:
|
||||
Mengajukan pertanyaan
|
|||||
Menjawab pertanyaan/menanggapi
|
|||||
Menyampaikan ide/pendapat
|
|||||
Mendengarkan secara aktif
|
|||||
Berada dalam tugas
|
|||||
5.
|
Mengawasi setiap kelompok secara
bergiliran.
|
||||
6.
|
Memberi bantuan kepada kelompok yang
membutuhkan.
|
||||
7.
|
Memberikan resitasi/umpan balik/evaluasi
|
||||
C.
|
PENUTUP:
|
||||
1.
|
Membimbing siswa membuat rangkuman.
|
||||
2.
|
Mengumumkan pengakuan/penghargaan.
|
||||
3.
|
Memberi tindak lanjut/tugas/PR
|
||||
D.
|
PENGELOLAAN
WAKTU
|
||||
E.
|
SUASANA
KELAS:
|
||||
1.
|
Berpusat pada siswa.
|
||||
2.
|
Siswa antuasias
|
||||
3.
|
Guru antusias
|
..................................,
...............................
Keterangan: Pengamat,
1. tidak baik
2. kurang baik
3. cukup
4. baik .......................................
Semoga bermanfaat............